Museum Purna Bhakti Pertiwi – Miniatur Bangunan Kraton


Museum Purna Bhakti Pertiwi

Gb.Museum Purna Bhakti Pertiwi ( Sumber WIkipedia)

Museum Purna Bhakti Pertiwi terletak di sisi depan gerbang utama kawasan Taman Mini Indonesia Indah. Kompleks museum ini beralamat di Jalan Taman Mini 1, Jakarta dan statusnya berada di luar kawasan Taman Mini Indonesia Indah. Museum ini menjadi salah satu alternatif tujuan wisata edukasi, khususnya untuk memperkenalkan generasi muda pada sejarah Indonesia pada era Orde Baru.

Arsitektur bangunan utama Museum Purna Bhakti Pertiwi berupa sebuah kerucut besar yang dikelilingi sembilan kerucut kecil. Di sekeliling bangunan utama, terdapat empat bangunan penunjang berbentuk kerucut berukuran sedang yang tepat berada di empat arah mata angin. Keempat bangunan tersebut tersambung ke bangunan utama dan masing-masing memiliki fungsi yang berlainan. Bentuk kerucut ini sesuai dengan bentuk nasi tumpeng atau guungan yang sampai saat ini masih sering digunakan dalam acara syukuran acara-acara penting.

Memasuki bangunan – pengunjung disambut dua patung Panyembrama, patung selamat datang. Patung karya seniman Dewa Made Windia ini terbuat dari lempengan uang kepeng dengan tinggi 240 sentimeter. Panyembrama adalah tarian Bali yang biasa diperagakan untuk penyambutan tamu-tamu terhormat.

Bangunan utama berfungsi sebagai ruang pamer benda-benda koleksi seluas 18.605 meter persegi terdiri enam lantai dengan tinggi 45 meter sampai puncak ornamen lidah api berwarna keemasan di atas kerucut terbesar, dikelilingi sembilan kerucut kecil.

Ruang Utama diapit empat tumpengan warna kuning. Ruang terdepan adalah Ruang Perjuangan, dikitari Ruang Khusus, Ruang Asthabrata, dan Ruang Perpustakaan. Ruang Perjuangan berbentuk kerucut berukuran sedang seluas 1.215 meter persegi terletak di bagian barat kelompok Ruangan Utama. Ruang Khusus seluas 567 meter persegi terletak di bagian utara. Ruang Asthabrata seluas 1.215 terletak di bagian timur. Dan, Ruang Perpustakaan seluas 567 meter persegi di bagian selatan.

Miniatur Bangunan Kraton

Daftar Isi

Untuk diketahui bahwa hanya 2 presiden Indonesia yang memahami tatanan bangunan asli kraton – kraton kuno, yaitu mantan presiden Sukarno dan Soeharto. Patut diduga bahwa bangunan Museum Purna Bhakti Pertiwi adalah sebuah Miniatur Bangunan Kraton. Sebuah bentuk yang tidak pernah dibayangkan masyarakat umum maupun para sejarawan.

Sebenarnya bukan hanya Museum  Purna Bhakti Pertiwi, kompleks bangunan Gedung MPR/DPR yang dirancang Bung Karbo adalah sebuah minitur salah satu Kraton Kuno.

Koleksi Museum Purna Bhakti Pertiwi

Ruang utama museum berisi beraneka jenis cendera mata dari berbagai pihak, seperti dari para kepala negara asing dan diplomat. Salah satunya adalah patung Bali yang terbuat dari susunan koin Cina dan replika Peraduan Putri Cina yang terbuat dari batu jade atau giok. Selain itu, terdapat cendera mata berupa busana, keramik, kerajinan batu, kerajinan logam mulia, beraneka jenis papan catur dari berbagai negara, serta berbagai patung.

Ruangan di sisi barat adalah Ruang Perjuangan, yang berisi relief perjalanan hidup Presiden Soeharto dari lahir hingga periode ke-5 menjabat sebagai presiden. Ruang khusus yang terletak di sebelah utara menyimpan berbagai tanda kehormatan, seperti lencana, bintang kehormatan, dan selendang. Selain kedua ruang tersebut, terdapat Ruang Asthabrata di sisi timur dan perpustakaan di sisi selatan

Sejarah Pembangunan Museum Purna Bhakti Pertiwi

Gagasan mendirikan museum dengan konsep tumpeng tersebut disampaiikan oleh Presiden Soeharto pada waktu itu kepada Ir. Franky du Ville, IAI untuk menyiapkan rancang bangunnya selama 3 tahun, yang pada akhirnya pada tanggal 26 Desember 1987 peletakan batu pertama pembangunan Museum Purna Bhakti Pertiwi dimulai, pembangunan berlangsung selama 5 tahun dari tahun 1987 s.d. tahun 1992. Proses selanjutnnya adalah penataan koleksi yang berlangsung selama kurang lebih 8 (delapan) bulan, mulai dari bulan Desember 1992 dan sampai dengan Agustus 1993.

Setelah melalui proses yang cukup panjang Museum Purna Bhakti Pertiwi pada 23 Agustus 1993 diresmikan oleh Soeharto,  Presiden Republik Indonesia pada waktu itu.

Transportasi

Museum Purna Bhakti Pertiwi dapat dicapai dengan berbagai kendaraan umum seperti angkot, bus, hingga busway (Trans Jakarta).

 

Artikel Menarik Lainnya


About Beyond Science

Terdapat sebuah peradaban besar di masa lalu yang melampau peradaban saat ini. Beyond Science dan Open Mind untuk memahaminya.